NAMA : Kurniawan
NPM : 24313891
KELAS
: 4 TB05
1)
Lingkungan
Alami (Natural Area)
1. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
1. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
terletak di Kabupaten Bogor, Cianjur,
dan Sukabumi yang merupakan pegunungan hutan hujan tropik.
Taman nasional ini mewakili hutan
hujan tropis pegunungan di Jawa yang berupa hutan submontane, hutan montane,
dan subalpine yang memiliki iklim lembab sehingga didominasi oleh jenis
paku-pakuan seperti: Hymmenophyllaceae, Gleischenia, Gaulthenisa, dan semak
Rhododendron.
Taman nasional ini juga terdapat pohon
raksasa seperti rasamala (Altingia exelsa) yang dapat mencapai tinggi 60 m
serta terdapat bunga abadi yang tidak pernah layu, yaitu bunga Anaphalis
javanica. Fauna yang terdapat di taman nasional ini yaitu owa jawa (merupakan
hewan endemik), lutung, macan tutul, kera, dan surili
2.
Taman Nasional Tanjung Putting
Taman nasional yang ada di Kalimantan yaitu Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur serta Kalimantan Tengah yang topografinya berupa dataran rendah berawa-rawa dan beriklim basah. Taman nasional tersebut dijadikan sebagai tempat rehabilitasi orang utan, yaitu mempersiapkan orang utan sebelum dilepas ke habitat aslinya dan beberapa jenis hewan liar (fauna) yang dilindungi antara lain orang utan, kucing hutan, muncak, musang, lutung merah dan kancil. Beberapa jenis tumbuhan (flora) yang dilindungi, yaitu gluta renghas (tanaman mengandung getah yang dapat merusak saraf) dan durian.
2) Kota
dan Desa (Town and Village)
1.
Desa
Sade, Lombok Tengah
Sade
adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini
dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade
sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok. Ya, Dinas Pariwisata
setempat memang menjadikan Sade sebagai desa wisata. Ini karena keunikan Desa
Sade dan suku Sasak yang jadi penghuninya.
Sebagai
desa wisata, Sade punya keunikan tersendiri. Meski terletak persis di samping
jalan raya aspal nan mulus, penduduk Desa Sade di Rembitan, Lombok Tengah masih
berpegang teguh menjaga keaslian desa. Bisa dibilang, Sade adalah cerminan suku
asli Sasak Lombok. Yah, walaupun listrik dan program Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk ke sana, Desa Sade
masih menyuguhkan suasana perkampungan asli pribumi Lombok.
Hal itu bisa dilihat dari bangunan rumah yang terkesan sangat tradisional. Atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah. Uniknya, warga desa punya kebiasaan khas yaitu mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau. Jaman dahulu ketika belum ada plester semen, orang Sasak Sade mengoleskan kotoran kerbau di alas rumah sekarang sebagian dari kami sudah bikin plester semen dulu, baru kemudian kami olesi kotoran kerbau.
2.
Desa Cinagara
Desa
Cinagara di Kabupaten Sukabumi terletak di kawasan penyangga budidaya
Taman nasional Gunung Gede Pangrango
(TnGGP). Sekitar 9.438 jiwa tinggal di lahan
seluas 497 hektar. Sebagian besar masyarakat desa ini adalah buruh tani
dan wiraswasta. Selain itu, mereka juga
memelihara ikan air tawar. Para petani banyak menanam buncis dan berternak domba untuk tambahannya.
Model Desa
Konservasi dengan fokus pada pengembangan budidaya ikan air deras dan pengembangan air Terjun Cikaracak di
Kampung Cibeling sebagai daerah wisata
yang menarik adalah upaya mengurangi tekanan penduduk terhadap sumber
daya alam di kawasan TnGGP seperti
berkurangnya hutan dan volume air serta berkurangnya pendapatan rata-rata warga setempat.
3) Garis
Cakrawala dan Koridor Pandang (Skylines
and View Corridor)
1.
Belum
2.
Belum
4) Kawasan
(Districts)
1.
Telaga Warna (Puncak, Bogor)
Telaga Warna Puncak Bogor adalah sebuah objek wisata alam yang terletak di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Objek wisata ini berada di dekat perkebunan Teh PTP VII Gunung Mas. Dilatar belakangi persawahan dan perkampungan penduduk dengan gunung yang menjulang tinggi menambah keindahan panorama alam yang sudah ada. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman wisata pada tahun 1972, kawasan Telaga Warna Puncak Pass Cisarua - Bogor, merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam hutan Gunung Mega Mendung dan hutan Gunung Hambalang.
Kawasan taman wisata telaga warna ini menawarkan
panorama alam yang masih asri, terletak di pinggir sebuah telaga yang masih
terjaga keasriannya, sehingga wistawan bisa menikmati pemandangan dan
mengelilingi danau menggunakan perahu atau rakit. Selain itu, dapat juga
melakukan kegiatan rekreasi keluarga sambil bersepeda air.
Keistimewaan lainnya, di tempat ini dapat dijumpai
beberapa jenis flora asli hutan tropika pegunungan, seperti Puspa dan Kihiur
serta beberapa tanaman tingkat rendah, antara lain Paku Tiang, Rame, dan Rotan.
Beberapa fasilitas yang ada di
telaga warna antara lain:
·
Area untuk outbond
·
Track alam
·
Shelter
·
Pos jaga
·
Pusat informasi
·
Menara pengintai setinggi 13,5 meter untuk mengamati
burung.
Untuk mencapai wisata Telaga Warna, wisatawan
dapat menggunakan kendaraan pribadi atau bus umum (jurusan Cianjur) menuju
Kawasan Puncak. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak
dari tepi Jalan Raya Puncak selama 10 menit.
2.
Taman Nasional Batang Gadis
Taman
Nasional Batang Gadis (TNBG) secara administratif berlokasi di Kabupaten
Mandailing Natal (Madina) Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis TNBG
terletak diantara 99 12' 45" sampai dengan 99 47' 10" BT dan 0 27'
15" sampai dengan 1 01' 57" LU.
Nama taman nasional ini berasal dari nama sungai
utama yang mengalir dan membelah Kabupaten Madina yaitu Batang Gadis. TNBG
meliputi kawasan seluas 108.000 hektar atau 26% dari total luas hutan di Kabupaten
Madina.
Berbeda halnya dengan taman nasional lainnya,
penunjukkan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) diprakarsai oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Prakarsa ini tidak terlepas dari
keinginan, dorongan dan dukungan dari masyarakat setempat, tokoh-tokoh
masyarakat dan lembawa swadaya masyarakat bidang lingkungan hidup yang
berkeinginan untuk menyelamatkan hutan alam yang masih tersisa dan relatif utuh
di Propinsi Sumatera Utara agar dapat mendatangkan manfaat jangka panjang bagi
masyarakat setempat dan pemerintah daerah.
Kawasan TNBG seluas 108.000 hektar ini terbentuk
dari :
· Kawasan
Hutan Lindung
· Hutan
Produksi Terbatas
· Hutan
Produksi Tetap
5)
Wajah Jalan (Street – Scapes)
1.
Jalan Tunjungan, Surabaya
Sejak
awal abad ke-20 Nama jalan ini merupakan identifikasi dari pusat perbelanjaan
terkenal di Surabaya, Tunjungan Plaza. Kawasan komersial ini merupakan jalan
penghubung strategis dan kawasan segitiga emas di Surabaya. Mengunjungi jalan
ini, wisatawan dapat menikmati gedung-gedung peninggalan sejarah seperti Gedung
Siola yang merupakan tempat grosir terlengkap, dan juga Hotel Majapahit.
Nama jalan ini menjadi dasar nama
pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya yakni Tunjungan Plaza, dan Hotel
Tunjungan, walaupun kedua tempat ini terletak di antara Jalan Basuki Rahmat dan
Jalan Embong Malang. Bangunan bersejarah Hotel Majapahit Surabaya yang kini
dikelola oleh Mandarin Oriental juga terletak di Jalan Tunjungan.
2.
Jalan
Somba Opu, Makasar
Selain Pantai Losari dan Benteng Rotterdam, ternyata
Kota Makasar punya satu wilayah yang tidak kalah menarik, yaitu Jalan Somba
Opu. Jalan Somba Opu merupakan salah satu jalan di Kota Makasar yang cukup
ramai dikunjungi oleh para wisatawan.
6)
Bangunan (Buildings)
1.
Gedung
Kantor Pos Kebonrojo
Dahulu
daerah ini dikenal dengan istilah Regentstraat karena terdapat rumah dinas
Adipati (regent) berada di sana. Pada thn 1881 Gedung Kantor Pos Kebonrojo ini
digunakan sebagai tempat tinggal Bupati Karesidenan Surabaya. Kala itu, rumah
dinas Bupati masih berhadapan dengan Kebon Rojo yang juga disebut Stadtuin atau
Taman Kota.
Dan
pada thn 1925 digunakan sebagai Hogere
Burger School (HBS) Sekarang setara dengan SMU. Sekolah ini diperuntukkan bagi
anak-anak bangsa Eropa, putra bangsawan pribumi atau putra para tokoh pribumi
terkemuka. Bahasa pengantar di HBS ini adalah bahasa Belanda, dengan lama
belajar tujuh tahun. Kemudian HBS pindah ke daerah Ketabang (sekarang gedung
SMA Kompleks di Wijaya Kusuma).
Setelah
itu berfungsi sebagai Markas Besar Polisi(Hoofdcommissariaat van Politie), yang
kemudian dipindahkan ke Jl. Veteran surabaya. Pada Thn 1926-1928 mengalami
renovasi oleh GJPM Bolsius dan difungsikan sebagai Kantor Pos Utama Surabaya
sampai sekarang.
2.
Gedung
Pengadilan Negeri Surabaya
berlokasi
di jalan arjuna, jalan ini di zaman kolonial bernama Ardjoeno Boulevard.
Kawasan ini merupakan perumahan bagi warga belanda.
Gedung
Pengadilan Negeri Surabaya (PN Surabaya) dibangun pada tahun 1924, dengan nama
Lanraad yang dipakai untuk gedung pengadilan zaman pemerintahan belanda. Luas
bangunan pengadilan Negeri ini diperkirakan 100 meter.
Bangunan
PN Surabaya yang termasuk bangunan cagar budaya ini berada paling depan dan
menghadap ke jalan arjuna, sehingga keberadaanya di lindungi Undang-Undng.
Bangunan lainya merupakan bangunan baru. Gedung PN sendiri ditetapkan sebagai
bangunan cagar budaya sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota Nomor
188.45/004/402.1.04/1990 dengan no urut 62.
7)
Benda dan peninggalan (Buildings)
1.
Prasasti Mulawarman
Prasasti
Mulawarman disebut Yupa atau tiang batu ditemukan sebanyak 7 buah.
Prasasti-prasasti itu berhuruf pahlawan dan berbahasa sangsekerta, dikeluarkan
atas perintah raja Mulawarman yang mempunyai ayah yang bernama Aswawarman dan
kakenya bernama Kudungga. Didalam prasasti disebutkan pula bahwa raja
Mulawarman telah mengadakan upacara besar ditempat suci bernama Waprakeswara,
dan memberikan sedekah antara lain berupa 20 ribu ekor sapi kepada para
brahmana. Kejadian ini diperingati mendirikan Yupa.
2. Nekara
Tipe Heger 1
Nekara
Perunggu berbentuk semacam genderang berongga dan berpunggung di bagian
tengahnya, bagian atas tertutup, sedangkan alasnya tanpa tutup terdapat 2
pasang pegangan pada 2 sisi sampingnya.
Permukaan
atas yang tertutup berfungsi sebagai bidang pukul pada tepi tutupnya terdapat
hiasan 4 ekor katak dan pada bagian tengahnya terdapat hiasan matahari
bersinar. Nekara sering disebut genderang perunggu. Dengan upacara-upcara
tertentu nekara digunakan sebagai alat pemanggil hujan.
0 komentar:
Posting Komentar