Rabu, 07 Juni 2017

Ruang Lingkup Konservasi, Kategori Objek Pelestarian

NAMA  : Kurniawan
NPM     : 24313891
KELAS : 4 TB05

1)      Lingkungan Alami (Natural Area)
1. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

terletak di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi yang merupakan pegunungan hutan hujan tropik.
Taman nasional ini mewakili hutan hujan tropis pegunungan di Jawa yang berupa hutan submontane, hutan montane, dan subalpine yang memiliki iklim lembab sehingga didominasi oleh jenis paku-pakuan seperti: Hymmenophyllaceae, Gleischenia, Gaulthenisa, dan semak Rhododendron.
Taman nasional ini juga terdapat pohon raksasa seperti rasamala (Altingia exelsa) yang dapat mencapai tinggi 60 m serta terdapat bunga abadi yang tidak pernah layu, yaitu bunga Anaphalis javanica. Fauna yang terdapat di taman nasional ini yaitu owa jawa (merupakan hewan endemik), lutung, macan tutul, kera, dan surili
2. Taman Nasional Tanjung Putting

Taman nasional yang ada di Kalimantan yaitu Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur serta Kalimantan Tengah yang topografinya berupa dataran rendah berawa-rawa dan beriklim basah. Taman nasional tersebut dijadikan sebagai tempat rehabilitasi orang utan, yaitu mempersiapkan orang utan sebelum dilepas ke habitat aslinya dan beberapa jenis hewan liar (fauna) yang dilindungi antara lain orang utan, kucing hutan, muncak, musang, lutung merah dan kancil. Beberapa jenis tumbuhan (flora) yang dilindungi, yaitu gluta renghas (tanaman mengandung getah yang dapat merusak saraf) dan durian.

2)    Kota dan Desa (Town and Village)
1.    Desa Sade, Lombok Tengah
Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok. Ya, Dinas Pariwisata setempat memang menjadikan Sade sebagai desa wisata. Ini karena keunikan Desa Sade dan suku Sasak yang jadi penghuninya.

Sebagai desa wisata, Sade punya keunikan tersendiri. Meski terletak persis di samping jalan raya aspal nan mulus, penduduk Desa Sade di Rembitan, Lombok Tengah masih berpegang teguh menjaga keaslian desa. Bisa dibilang, Sade adalah cerminan suku asli Sasak Lombok. Yah, walaupun listrik dan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk ke sana, Desa Sade masih menyuguhkan suasana perkampungan asli pribumi Lombok.

Hal itu bisa dilihat dari bangunan rumah yang terkesan sangat tradisional. Atapnya dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah. Uniknya, warga desa punya kebiasaan khas yaitu mengepel lantai menggunakan kotoran kerbau. Jaman dahulu ketika belum ada plester semen, orang Sasak Sade mengoleskan kotoran kerbau di alas rumah sekarang sebagian dari kami sudah bikin plester semen dulu, baru kemudian kami olesi kotoran kerbau.

2.    Desa Cinagara
Desa Cinagara di Kabupaten Sukabumi terletak di kawasan penyangga budidaya Taman  nasional Gunung Gede Pangrango (TnGGP). Sekitar 9.438 jiwa tinggal di lahan  seluas 497 hektar. Sebagian besar masyarakat desa ini adalah buruh tani dan wiraswasta. Selain itu, mereka  juga memelihara ikan air tawar. Para petani banyak menanam buncis dan berternak  domba untuk tambahannya.

Model Desa Konservasi dengan fokus pada pengembangan budidaya ikan air deras  dan pengembangan air Terjun Cikaracak di Kampung Cibeling sebagai daerah wisata  yang menarik adalah upaya mengurangi tekanan penduduk terhadap sumber daya  alam di kawasan TnGGP seperti berkurangnya hutan dan volume air serta berkurangnya  pendapatan rata-rata warga setempat.

3)    Garis Cakrawala dan Koridor Pandang (Skylines and View Corridor)

1.    Belum
2.    Belum

4)    Kawasan (Districts)
1.    Telaga Warna (Puncak, Bogor)

Telaga Warna Puncak Bogor adalah sebuah objek wisata alam yang terletak di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Objek wisata ini berada di dekat perkebunan Teh PTP VII Gunung Mas. Dilatar belakangi persawahan dan perkampungan penduduk dengan gunung yang menjulang tinggi menambah keindahan panorama alam yang sudah ada. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman wisata pada tahun 1972, kawasan Telaga Warna Puncak Pass Cisarua - Bogor, merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam hutan Gunung Mega Mendung dan hutan Gunung Hambalang.

Kawasan taman wisata telaga warna ini menawarkan panorama alam yang masih asri, terletak di pinggir sebuah telaga yang masih terjaga keasriannya, sehingga wistawan bisa menikmati pemandangan dan mengelilingi danau menggunakan perahu atau rakit. Selain itu, dapat juga melakukan kegiatan rekreasi keluarga sambil bersepeda air.
Keistimewaan lainnya, di tempat ini dapat dijumpai beberapa jenis flora asli hutan tropika pegunungan, seperti Puspa dan Kihiur serta beberapa tanaman tingkat rendah, antara lain Paku Tiang, Rame, dan Rotan.
Beberapa fasilitas yang ada di telaga warna antara lain:
·         Area untuk outbond
·         Track alam
·         Shelter
·         Pos jaga
·         Pusat informasi
·         Menara pengintai setinggi 13,5 meter untuk mengamati burung.
Untuk mencapai wisata Telaga Warna, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau bus umum (jurusan Cianjur) menuju Kawasan Puncak. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak dari tepi Jalan Raya Puncak selama 10 menit.
2.    Taman Nasional Batang Gadis
Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) secara administratif berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis TNBG terletak diantara 99 12' 45" sampai dengan 99 47' 10" BT dan 0 27' 15" sampai dengan 1 01' 57" LU.

Nama taman nasional ini berasal dari nama sungai utama yang mengalir dan membelah Kabupaten Madina yaitu Batang Gadis. TNBG meliputi kawasan seluas 108.000 hektar atau 26% dari total luas hutan di Kabupaten Madina.
Berbeda halnya dengan taman nasional lainnya, penunjukkan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Prakarsa ini tidak terlepas dari keinginan, dorongan dan dukungan dari masyarakat setempat, tokoh-tokoh masyarakat dan lembawa swadaya masyarakat bidang lingkungan hidup yang berkeinginan untuk menyelamatkan hutan alam yang masih tersisa dan relatif utuh di Propinsi Sumatera Utara agar dapat mendatangkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan pemerintah daerah.
Kawasan TNBG seluas 108.000 hektar ini terbentuk dari :
·      Kawasan Hutan Lindung
·      Hutan Produksi Terbatas
·      Hutan Produksi Tetap

5)    Wajah Jalan (Street – Scapes)
1.      Jalan Tunjungan, Surabaya
Sejak awal abad ke-20 Nama jalan ini merupakan identifikasi dari pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya, Tunjungan Plaza. Kawasan komersial ini merupakan jalan penghubung strategis dan kawasan segitiga emas di Surabaya. Mengunjungi jalan ini, wisatawan dapat menikmati gedung-gedung peninggalan sejarah seperti Gedung Siola yang merupakan tempat grosir terlengkap, dan juga Hotel Majapahit.
Nama jalan ini menjadi dasar nama pusat perbelanjaan terkenal di Surabaya yakni Tunjungan Plaza, dan Hotel Tunjungan, walaupun kedua tempat ini terletak di antara Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Embong Malang. Bangunan bersejarah Hotel Majapahit Surabaya yang kini dikelola oleh Mandarin Oriental juga terletak di Jalan Tunjungan.

2.      Jalan Somba Opu, Makasar
Selain Pantai Losari dan Benteng Rotterdam, ternyata Kota Makasar punya satu wilayah yang tidak kalah menarik, yaitu Jalan Somba Opu. Jalan Somba Opu merupakan salah satu jalan di Kota Makasar yang cukup ramai dikunjungi oleh para wisatawan.

6)    Bangunan (Buildings)
1.      Gedung Kantor Pos Kebonrojo
Dahulu daerah ini dikenal dengan istilah Regentstraat karena terdapat rumah dinas Adipati (regent) berada di sana. Pada thn 1881 Gedung Kantor Pos Kebonrojo ini digunakan sebagai tempat tinggal Bupati Karesidenan Surabaya. Kala itu, rumah dinas Bupati masih berhadapan dengan Kebon Rojo yang juga disebut Stadtuin atau Taman Kota.

Dan pada thn 1925 digunakan sebagai  Hogere Burger School (HBS) Sekarang setara dengan SMU. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak bangsa Eropa, putra bangsawan pribumi atau putra para tokoh pribumi terkemuka. Bahasa pengantar di HBS ini adalah bahasa Belanda, dengan lama belajar tujuh tahun. Kemudian HBS pindah ke daerah Ketabang (sekarang gedung SMA Kompleks di Wijaya Kusuma).

Setelah itu berfungsi sebagai Markas Besar Polisi(Hoofdcommissariaat van Politie), yang kemudian dipindahkan ke Jl. Veteran surabaya. Pada Thn 1926-1928 mengalami renovasi oleh GJPM Bolsius dan difungsikan sebagai Kantor Pos Utama Surabaya sampai sekarang.

2.      Gedung Pengadilan Negeri Surabaya
berlokasi di jalan arjuna, jalan ini di zaman kolonial bernama Ardjoeno Boulevard. Kawasan ini merupakan perumahan bagi warga belanda.

Gedung Pengadilan Negeri Surabaya (PN Surabaya) dibangun pada tahun 1924, dengan nama Lanraad yang dipakai untuk gedung pengadilan zaman pemerintahan belanda. Luas bangunan pengadilan Negeri ini diperkirakan 100 meter.

Bangunan PN Surabaya yang termasuk bangunan cagar budaya ini berada paling depan dan menghadap ke jalan arjuna, sehingga keberadaanya di lindungi Undang-Undng. Bangunan lainya merupakan bangunan baru. Gedung PN sendiri ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota Nomor 188.45/004/402.1.04/1990 dengan no urut 62.

7)    Benda dan peninggalan (Buildings)
1.      Prasasti Mulawarman
Prasasti Mulawarman disebut Yupa atau tiang batu ditemukan sebanyak 7 buah. Prasasti-prasasti itu berhuruf pahlawan dan berbahasa sangsekerta, dikeluarkan atas perintah raja Mulawarman yang mempunyai ayah yang bernama Aswawarman dan kakenya bernama Kudungga. Didalam prasasti disebutkan pula bahwa raja Mulawarman telah mengadakan upacara besar ditempat suci bernama Waprakeswara, dan memberikan sedekah antara lain berupa 20 ribu ekor sapi kepada para brahmana. Kejadian ini diperingati mendirikan Yupa.

2.    Nekara Tipe Heger 1
Nekara Perunggu berbentuk semacam genderang berongga dan berpunggung di bagian tengahnya, bagian atas tertutup, sedangkan alasnya tanpa tutup terdapat 2 pasang pegangan pada 2 sisi sampingnya.
Permukaan atas yang tertutup berfungsi sebagai bidang pukul pada tepi tutupnya terdapat hiasan 4 ekor katak dan pada bagian tengahnya terdapat hiasan matahari bersinar. Nekara sering disebut genderang perunggu. Dengan upacara-upcara tertentu nekara digunakan sebagai alat pemanggil hujan. 















Kamis, 30 Juni 2016

Tugas Softkill " Narasi "


Gyeongbokgung adalah istana utama selama Dinasti Joseon berkuasa (1392 – 1910). Ini merupakan salah satu dari lima istana di Seoul. Istana ini menyimpan sejarah selama lebih dari 500 tahun.
Istana ini dibangun oleh Raja pendiri Dinasti Joseon, Lee Seong-Gye, pada tahun 1395 ketika ibu kota Negara dipindahkan dari Gyeseong ke Seoul. Istana in berada di bagian utara Seoul. Istana ini juga sering disebut dengan nama Bukgwol.

Gyeongbokgung berdiri di atas lahan seluas 180,000 m2. Di bagian selatan ada gerbang utama Gwanghwamun, di bagian selatan ada Sinmumun, di timur ada Yeongchumun, dan di barat ada Geonchunmun. Di dalam istana, ada beberapa bangunan utama, yaitu Geunjeongjeon, Gyotaejeon, Jagyeongjeon, Gyeonghoeru, dan Hyangwonjeong. Geunjeongjeon adalah gedung utama dimana di sana dilangsungkan paseban agung, dan pertemuan pagi.

Di halaman depan, ada tiga jalan setapak dari batu granit. Jalan setapak yang sedikit lebih tinggi di bagian tengah adalah jalan setapak bagi raja, sementara yang lainnya adalah bagi para hadirin. Jagyongjeon adalah tempat di mana Ibunda dari sang raja beristirahat. Tempat ini terkenal dengan dindingnya yang penuh bunga dan Sipjangsaeng gulduk (cerobong asap). Guldduk ini disebut sebagai yang paling indah yang pernah dibuat pada masa pemerintahan Dinasti Joseon, dan dimasukkan dalam daftar Warisan Nasional nomor 810. Gyotajeon adalah wilayah pribadi permaisuri. Tempat ini sangat mempesona karena dinding dan pintu masuk bagian belakangnya langsung menghadap ke Gunung Amisan, dan pemandangan di sini sangat indah dan menawan.

 Satu hal yang membuat Gyeongbokgung tampak elegan adalah kolam teratainya, yaitu di Gyeonghoeru dan Hwangwonjeoung. Gyeonghoeru adalah tempat dimana orang-orang terkemuka dari Negara lain bertemu, dan di mana festival-festival istimewa diselenggarakan ketika ada perayaan-perayaan di kerajaan. Hwangwonjeong ada di belakang tempat peristirahatan, dan ada di dalam halaman belakang. Di sini juga ada kolam teratai, tetapi mempunyai nuansa yang lebih feminine jika dibangdingkan dengan yang ada di Gyeonghoeru. Gaya arsitekturnya memanfaatkan pemandangan Gunung Amisan, sehingga menghasilkan pemandangan yang menakjubkan, menjadi contoh yang hebat bagi sturktur bangunan tradisional kerajaan di Korea. Di sana juga terdapat perpustakaan yang dinamakan Sujeongjeon dan ruang kerja raja, yang dinamakan Sajeongjeon.

Pada tahun 1910, ketiak perjanjian Korea-Jepang ditandatangani, Jepang meruntuhkan bangunan-bangunan Jeongak di bagian selatan dan membangun Pusat Komando di bagian itu. Sekarang ini, bangunan Jepang tersebut sudah dihilangkan dan bangunan kerajaan masih dalam proses restorasi.

Tempat ini sangat mempesona karena dinding dan pintu masuk bagian belakangnya langsung menghadap ke Gunung Amisan, dan pemandangan di sini sangat indah dan menawan. Dengan Gunung Bugak sebagai latar belakang dan Street enam Kementerian (sekarang Sejongno) di luar gerbang Gwanghwamun, pintu masuk utama ke Istana Gyeongbokgung terletak di jantung ibukota Korea.

                Gangnyeongjeon                   

                Gangnyeongjeon                   






                                                                               


              Gyeonghoeru                               

Gyotaejeon






                                                                  



            Hyangwonjeong                         

Jagyeongjeon







                                                                      



  

           Jibokjae                                    


Sajeongjeon






                                                                         




Jalan baru yang disebut makna Taegeukki secara-gil (secara harfiah "Bendera Korea jalan") telah dikembangkan di salah satu jalan-jalan Hyoja-dong, dimana total 240 bendera yang dikibarkan sepanjang jalan dekat Gyeongbokgung Palace. Jalan yang sama dapat ditemukan di depan Cheongwadae (Blue House, atau kediaman Presiden). Jalan diciptakan pada tahun 2015 untuk menandai ulang tahun ke 70 bangsa kemenangan atas Jepang, yang dibebaskan Korea dari pendudukan Jepang. Tampilan makna Taegeukki secara adalah memasang pada tanggal 1 Maret mengenang 1 Maret gerakan, juga dikenal sebagai gerakan Sam-il, salah satu yang paling awal umum menampilkan Korea perlawanan selama pendudukan Jepang di Korea. Bendera akan diturunkan pada akhir tahun.      

Ø  Fasilitas untuk Cacat
* Kursi roda Penyewaan Layanan tersedia di pos jaga Geunjeongmun. * Ruang parkir dan toilet (dekat luar masuk oleh parkir) tersedia untuk para penderita cacat. * Pintu masuk utama mempunyai jalan roda untuk memudahkan akses.      

Gerbang utama Gyeongbokgung
Gwanghwamun (Main dan South Gate)
Heungnyemun (Gerbang dalaman kedua)
Geunjeongmun (Gerbang dalaman ketiga)
Sinmumun (Gerbang Utara)
Geonchunmun (Pintu Timur)
Yeongchumun (gerbang Barat )

Ø  Jembatan  Yeongjegyo
Setelah melewati gerbang utama awal dan sekunder gate (gerbang Heungnyemun), pengunjung akan melewati sebuah jembatan kecil yang bernama Yeongjegyo. Terletak di atas kanal yang tepat di samping Jembatan itu beberapa makhluk imajiner yang dikenal sebagai Seosu.

                   Gwanghwamun (Gate)                        

Heungnyemun (Gate)

                                          




                                                          


Ø  Gwanghwamun adalah gerbang utama Gyeongbokgung (Istana) dan berada di Selatan istana. Gwanghwamun terdiri dari tiga pintu gerbang lengkung yang disebut Hongyemun dengan pintu gerbang tengah yang disediakan untuk raja dan dua lainnya untuk pejabat. Gwanghwamun rusak parah selama pendudukan Jepang dan perang Korea. Bahkan lokasi gerbang telah berubah dari mana itu awalnya berdiri. Itu dikembalikan ke tempat aslinya dan dibuka kembali untuk publik pada 15 Agustus 2010.

Ø  Heungnyemun adalah gerbang terbesar kedua Gyeongbokgung dan gapura pertama yang dilihat pengunjung setelah Gwanghwamun (gerbang). Pintu gerbang adalah benar-benar dihancurkan selama pendudukan Jepang ketika pemerintah Jepang dibangun gedung untuk Jepang Gubernur Jenderal Korea. Gerbang dikembalikan ke bentuk aslinya pada tahun 1995.

Akses Menuju "GYEONGBOK PALACE"
Untuk menuju tempat ini, Anda bisa menggunakan kereta api bawah tanah kota Seoul (Seoul subway). Naiklah subway line/jalur 3, lalu turun du stasiun Gyeokbokgung, keluarlah melalui pintu lima, kemudian Anda hanya tinggal berjalan lima menit menuju istana. Jika Anda naik jalur 2, turunlah di stasiun Ganghwamun, kemudian keluar melalui pintu dua, dan berjalan kaki kira-kira lima menit ke istana.


 Patung di depan aula utama takhta Gyeongbokgung Palace, Seoul, Korea Selatan.


Gyeongbokgung Grand Royal Palace, terletak di kota Seoul, Korea adalah.

salah satu tujuan wisata paling populer. Foto dapat digunakan sebagai foto perjalanan untuk mengunjungi Korea Selatan, Seoul khususnya.di depan aula utama takhta Gyeongbokgung Palace, Seoul, Korea Selatan.




Hewan patung di Gyeongbokgung Palace di Seoul, 
Korea Selatan. 











Monyet patung di Gyeongbokgung Palace di Seoul, Korea Selatan.











 Hewan patung di tangga Istana Deoksu istana di Seoul, 
Korea Selatan.












Hewan patung di tangga Istana Changdeokgung di Seoul, Korea Selatan.










Naga ukiran di atas tangga Istana Deoksu Palace di Seoul, Korea Selatan.










Korea Selatan, Seoul, Gyeongbokgung palace, sosok batu tradisional,








Patung mengesankan Raja Sejong di luar Gyeongbokgung Palace di Seoul, Korea Selatan.








Patung batu di Geunjeongjeon, atau Hall pemerintah oleh Pengekangan, 








Gyeongbokgung Palace Seoul Korea Selatan. JMH3891.
Patung batu di luar Geunjeongjeon, atau Hall pemerintah oleh Pengekangan, Gyeongbokgung Palace Seoul Korea Selatan. JMH3890.









 Tokoh-tokoh batu di Gyeongbokgung Palace, Museum Nasional rakyat,Seoul, Korea Selatan .
Tokoh-tokoh batu di Gyeongbokgung Palace, Museum Nasional rakyat, Seoul, Korea Selatan .

Tokoh-tokoh batu di Gyeongbokgung Palace, Museum Nasional rakyat,  

 



ID LINE: k-awan

 
biz.